Rabu, 26 Juni 2024

Ringkasan ceritaku di Nepal dari buku yang aku tulis: Langkah Kaki 👣


Untuk pertama kalinya aku pergi keluar negeri, dan tujuanku untuk pergi sejenak dari negara tercintaku Indonesia, adalah mendaki gunung Annapurna. Seperti yang kalian ketahui gunung Annapurna terletak dinegara Nepal, salah satu negara yang ingin saya kunjungi. Namun untuk saat ini aku belum mendapatkan kesempatan untuk mendaki sampai puncak Annapurna,  kali ini aku baru mencapai Annapurna Base Camp yang tingginya 4.130 m. "Dada Jogja dan indonesia" kata terakhirku ketika aku mulai menaiki pesawat yang menuju Malaysia. Di pesawat, kubayangkan aku menjelajahi setiap tempat ajaib di dunia, dan aku yakin di setiap negara memiliki keajaibannya sendiri. Dulu ketika umurku tuju tahun , aku suka membuat mimpiku sendiri, aku tau itu terdengar agak gila, namun percayalah hal itu sangat menakjubkan. aku biasa bermimpi diriku mengelilingi bukit, laut dan pegunungan yang ada didunia, namun aku tak yakin pasti apa yang aku buat dalam alam bawah sadarku itu, ada nyata didunia nyata. 
Sangking asiknya aku berhalusinasi, tak terasa pesawat sudah mendarat di bandara. Pasporku pun dicek. Di Malaysia kami hanya transit beberapa jam. Sedikit memberi bocoran, bahwa, saya salah satu yang palig muda diantara orang-orang lain yang ikut karena umurku saat itu masih berusia sebelas tahun (kini umurku dua belas tahun). Bahkan hampir semua tim  kupanggil "om dan tante", namun ada satu orang yang aku panggl "kak" karena usianya yang masih dua puluhan.  Mereka aku sebutkan sebagai teman disini, karena dalam perjalanan aku merasa setara dengan mereka seperti layaknya seorang teman . Meski terkadang memang aku harus diperlakukan sebagai anak kecil dalam situasi tertentu.
           Kami pun duduk menepi, mencengangkan sambil membuat lelucon dewasa yang aku tak tau apa maksutnya, jadi kuhadirkan saja senyum kekanak-kanakanku (karena memang aku masih anak-anak). Setelah lama menunggu, akirnya kami melanjutkan perjalanan, sementara kepalaku terus membuat banyak imajinasi yang seolah-olah semua itu :


Rumah bagi Gunung Everest dan delapan dari sepuluh puncak tertinggi di dunia:
2 Mei 2023 akhirnya aku menginjakkan kakiku ke tanah Nepal, ketika itu aku tak tau pasti emosi apa yang aku rasakan, karena tak lama botol minumku hilang ditengah waktu, karena tangan dan mataku lalai tak memperhatikan barang bawaan yang aku bawa (Saat itu bawaan barangku begitu banyak , aku malu saat mengingatnya, karena aku terlihat seperti ibu-ibu pasar yang kerempong dengan belanjaanya sendiri). Aku mencoba menghilangkan ekspresi malu itu, namun semua itu percuma, alhasil mukaku terlihat seperti monster kecil menyebalkan di foto. Kamipun beristirahat di salah satu hotel di kota Kathmandu. Tak lama kami beristirahat di kota ini, hanya sehari saja. Kota Kathmandu kota yang ramai dan penuh kasih, itu pandangan pertamaku, untuk berbaur dengan orang-orang disini sangat mudah, terutama dengan para penjual, yang membuat aku senang karena sering dapat diskon, disini semua serba murah, uang lima ribu saja aku sudah bisa mendapatkan dua coklat kit ket (Dengan ukuran sedang). Baju, dompet, jaket dan perlengkapan gunung disini juga cenderung sangat murah, namun untuk para perempuan, pembalut disini sangat mahal, sekitar 30-40 ribu. saya berasumsi mungkin banyak perempuan di Kathmandu menggunakan pembalut kain. selain itu aku juga mengunjungi satu kuil kecil yang ramai diisi dengan anak-anak sekolah, kuil itu indah, berkeliling dengan patung Dewa Dewi, sementara burung merpati berterbangan kesana kemari. 
Kami meninggalkan Kathmandu dengan berat hati, melanjutkan ke kota lainnya yaitu Pokhara, kota ini jauh lebih rapi dibandingkan Kathmandu dan hotel tempat kami menginap juga jauh lebih bagus dibandingkan hotel sebelumnya. Paginya di hotel Pokhara. Kami sarapan dilobi hotel. aku hanya makan sereal dan roti, ini ketiga kalinya aku mencoba susu Yak, (dua kali aku mencoba di hotel Kathmandu) Yak adalah hewan sejinis sapi, yang banyak ditemukan di Tibet dan wilayah sekitar Himalaya di Asia tengah. Sejauh ini, susu Yak adalah susu murni kesukaanku. Hari ini kami langsung mendaki. Pagi itu kami semua melanjutkan perjalanan menaiki bis. Dijalan beberapa kali saya bertemu dengan mobil pengantin yang begitu meriah dekorasinya dengan berbagi jinis bunga dan warna. 


Mulai mendaki:
Sesampainya dijalan pendakian, kami turun dan menggendong tas kecil kami, sementara tas besar dibawa oleh porter. kulihat para porter itu membawa tiga sampai empat keril berisi baju tebal, bahkan peralatan masak dan perlengkapan lainnya yang tak kalah berat, "Jika memang mereka sanggup membawa barang-barang seberat itu, maka aku yakin mereka dapat melewati rintangan hidup mereka dengan mudah" batinku kagum . 
Berjam-jam kami tempuh, sementara kaki terus melangkah menaiki tangga batu yang tak terlalu beraturan. Sebagai seorang pendaki, aku paling membenci tangga dijalanan gunung, bukannya mempermudah malah mempersulit, namun di sini juga banyak warga yang tinggal, bahkan kita masih bisa melihat ladang gandum dan tempat ibadah yang indah, ayam, keledai dan kuda juga terkadang riwa-riwi didepan kami, ini perkampungan di kaki betis gunung. 
       Ketika sore tiba, kami sampai dipenginapan pertama. penginapan ini seperti rumah biasa dengan kamar yang banyak. jadi sepanjang pendakian nanti, kita tidak akan tidur di tendan, melainkan di kamar biasa, karena jika kita tidur ditenda, kemungkinan mati kedinginannya sangatlah besar. 
Malam harinya semu berkumpul untuk makan, perutku sangat menyambut penuh gembira ketika aku mulai mengunyah pizza. Candaan pun dimulai, kami juga memainkan permainan, dimana kami harus melakukan apa yang tertulis dalam lipatan kertas, masing-masing telah mendapatkan kertas mereka, dan hasilnya, ada yang mendapatkan tantangan untuk bernyanyi, menari sampai tiba giliranku dimana aku harus push up sekitar 20 kali, namun orang-orang dewasa itu menyuruhku untuk push up 10 kali saja. Terkadang menjadi anak kecil memang menyenangkan.
Aku terus mendaki, sekali-kali aku mengeluh, namun kurasakan alam semesta mendukungku untuk terus berjalan maju, ini gunung tertinggiku dan terlelah sejauh ini, terkadang aku juga berpisah dengan rombonganku, kami semua berpencar, tak jarang aku berjalan sendirian, membuatku banyak mengobrol dengan tumbuhan sekitar, dan serangga kecil yang selalu membuntutiku, itu hiburan terbaik sejauh ini. bahkan aku sempat bernyanyi bersama pohon-pohon disekitarku, namun itu semua aku lakukan ketika aku benar-benar sendiri, agar aku tak di cap sebagai pendaki gila. Berbicara dengan mahlukhidup lain selain manusia sudah sering aku lakukan semenjak aku berumur lima tahun, jadi menurutku itu hal yang normal. 
Tiga hari telah berlalu dan aku masih belum merasakan kedamaian yang dapat membuat diriku berada diduniaku sendiri, namun... ketika aku dan lainnya meninggalkan penginapan terakir (Penginapan terkir untuk mendaki menuju Annapurna Base Camp) dijalan, aku melewati sungai deras dan jalan yang dipenuhi dengan perbatuan, disitulah aku merasakan pandanganku mulai kabur. seolah aku habis menghabisan banyak minuman keras. meski begitu aku dapat berbicara dengan orang lain, meski tak nampak jelas wujut mukanya, namun aku mengingat betul nada suara mereka. 
Kala itu aku seolah berjalan sendiri, terus mendaki, hanya mendengar suara bising orang yang tak tampak wujutnya, yang makin lama suara itu memudar lalu tersisa aku seorang. berjalan, mendengarkan tutur gunung, "Teruslah mendaki. Jalan perlahan, nikmati apa yang matamu pandang, jalan terus sesekali beristirahat, mengikuti jalan yang tak setabil, kadang tanjakan, kadang turunan, seperti hidup, tak dapat diprediksi dengan jelas, engkau mengetahuinya setelah kau melewatinya. hidup tak selalu tentang kejayaan, tak harus berjalan lurus, tak selamanya tentang kebahagiaan. Jika memang hidupmu selalu begitu, berarti Tuhan tak memberimu pelajaran kasihnya, mengenai cobaan dan rintangan yang datang dalam naskahmu". Aku berguru kepada gunung. 
Tanpa sadar aku telah melewati jalan yang depenuhi salju, lalu terlihat banyak tempat penginapan dan bau pizza keju mulai tercium "Akhirnya aku tiba di Annapurna Base Camp!" Kami menaruh barang kami dikamar masing-masing lalu berkumpul untuk makan malam bersama. ketika itu sudah jam enam sore, bulan sudah nampak memantulkan cahaya ke bentangan salju, membuat semua berbinar, dan mataku terpaku kagum padanya.
Kami menyantap semua makanan dengan lahap, setelah itu aku menelpon orang tuaku dan adikku untuk menunjukkan betapa ramah alam disini. jam delapan malam, semua bergegas tidur dikasur beku masing-masing. Mataku terpejam cepat dipuluk angin malam. Sementara aku tertidur lelap seiring menipisnya oksigen, tubuhku telah mengatur semuanya dengan stabil. sedangkan dua teman kehilangan nafas, menghirup udara dengan rasa panik, dan aku terjaga dalam mimpi, tak menyadari tragedi ini. Namun, syukurnya mereka dibantu orang lokal untuk bernafas seperti biasa lagi. Ketika semua telah setabil, aku terbangun di jam satu pagi, kubuka tirai jendela, lalu bulan menyambutku ramah. Tak ada yang dipeluk gelapnya malam.
  Paginya usai sarapan, kami melanjutkan perjalanan untuk turun gunung. Tigahari untuk mencapai beas cam Annapurna dan dua hari untuk turun gunung. Perjalanan turun gunung, aku terus bercengkrama dengan alam, sesekali aku bergurau dengan kuda yang tertinggal dari rombongannya. Ketika turun gunung semua berpencar, berjalan sendiri. Sedangkan aku masih terus diikuti serangga kecil yang entah apa jinisnya. 
         Penginapan terakhir didekat jembatan panjang, aku melepas lelahku, tertidur diselimuti angin malam yang selalu membuatku menggigil, meski aku telah menutupi diriku dengan jaket, selimut dan baju tebal yang aku miliki. Paginya kami melanjutkan turun, hanya perlu waktu sekitar satu jam saja untuk sampai kebawah. Setelah sampai di bawah, kami lanjutkan menaiki bis sampai Pokhara.


Perjalanan kembali ketanah air:
Di Pokhara kami menginap di hotel yang sama ketika kami datang menuju gunung Annapurna. Namun kami tiba di hotel ini diwaktu sore hari jadi kami menaruh barang di hotel laulu berpencar lagi menjelajahi tempat di sekitar hotel. 
          Tak jauh dari hotel, terdapat sungai. Aku dan satu orang yang ikut pendakian. Menunggu matahari tenggelam sambil menyantap es krim dan mendengar instrumen pinggir jalan. Lalu malamnya, aku mengunjungi warung yang menjual minuman loka, aku beli satu untuk kubawa pulang, lalu setelah itu kembali ke hotel untuk beristirahat.
           Besok paginya kami sarapan lalu mengangkut kembali ke Kathmandu. Tak lama setelah di kathmandupun kami terbang kembali ke Indonesia dengan membawa segudang cerita.

Terimakasih telah membaca ceritaku 🫶🏽 semoga hari kalian dipenuhi keajaiban ✨ sampai jumpa di cerita lainnya! <3

Yang Terdalam Aku Ucapkan

yang terdalam
kuucapkan
apa maumu 
wahai diriku.

bahkan engkau yang akupun
tak diketahui
jalan ninja
untuk tujuan
yang sudah kau tancap
di ujung jalan suram.

"hidup ini seperti dongeng indah!" 
oh... ternyata itu hanya
rekayasa sewaktu enam tahun lalu
senyumku bersih
tanpa noda.

makin lama semakin dalam
semakin jauh dasarnya
tak bisa aku capai,
semoga kemarau cepat tiba.


Jogja 13 Juni 2024

Tentang Aku 🔎

Banyak orang yang percaya dengan MBTI dan zodiak, saya juga percaya kedua hal itu, meski hanya 6,5% dari 10%. MBTIku ENFJ sedangkan zodiakku sendiri adalah scorpio november. Dari hasil itu, ada beberapa hal yang memang merupakan kebiasaanku, namun mengenai bahwa seorang scorpio sangat pendiam dan tidak akan memulai pembicaraan ketika tidak ada orang yang mengajak berbicara terlebih dahulu maka seorang scorpio tidak akan berbicara. itu tidak berlaku didiriku, karena hampir disetiap pertemuan (ketika aku berjumpa dengan teman-temanku), terkadang aku yang lebih sering membuka percakapan, aku juga bukan orang yang pendiam. Mulutku terus berceloteh, ketika aku menyukai topik pembicaraan tersebut. Namun apakah MBTI dan zodiak sudah menggambarkan seluruh kepribadianku? 

Yang sering aku tanyakan:

Salah satu misteri besar dalam hidup menurutku adalah diri sendir. Untuk hal-hal standar, seperti apa makanan kesukaanku kepribadianku seperti apa dan hal serupa lainnya, itu jelas aku mengetahunya. Namun tak jarang aku melirik diriku sendiri. Mungkin itu faktor remajaku, atau mungkin ada banyak orang dewasa di luar sana yang juga memiliki persepsi hal yang sama. "Mengapa aku diciptakan menjadi seorang manusia, bukan seekor kucing saja? Apa yang memikirkan Tuhan ketika ia menciptakanku dan memberikanku kepada ibuku, apakah aku mendapatkan sebuah misi yang haru aku selesaikan di bumi, tapi apa misi itu?" Hal-hal semacam itu terus saya tanyakan, saya juga sudah berdiskusi dengan pohon, namun ia yang bijaksana pun tak memahami penjelasannya.


Sejauh ini diriku:

Saya suka belajar sejarah, budaya, filsafat, pisikologi dan sastra. Setiap beberapa bulan sekali saya juga mengikuti pengapdian masyarakat, kepulau-pulau yang berada di Indonesia, untuk mempelajari budaya dari tempat tersebut dan mempelajari kebiasaan apa yang sering dilakukan masyarakat setempat. Aku orang yang sangat suka bersosialisasi dan ketika aku lelah, aku mengisi daya diriku dengan melihat keriuhhan orang dan yang paling maksimal pergi tidur di tempat yang benar-benar gelap dan nyaman. Aku suka bercengkrama bersama alam. Aku juga suka menulis imajinasi dan khayalanku tentang apapun dalam bentuk puisi atau tulisan biasa, dan menulis mengenani perjalanan dan petualanganku.  


Hal yang aku tak suka dalam diriku:

Aku sering berhalusinasi, contohnya, aku sudah membuat satu puisi dan ketika aku mencari dibuku puisiku, puisi itu takada, padahal aku tau betul tentang apa puisi itu dan berapa umpan aku membuatnya. Itu sering terjadi dan sulit untuk menyebabkan hal buruk ini. Gampang lupa, aku bisa melupakan nama temanku sendiri ketika aku sudah tidak bertemu dengannya dalam waktu 3-5 minggu, aku juga sering lupa tentang hal apa yang aku pelajari, maka dari itu aku selalu membawa buku catatan, untuk mencatat hal-hal yang sering aku lupai.


Hal aneh yang mungkin kalian tidak akan percaya:

Aku bisa membuat mimpiku sendiri. jadi sebelum tidur aku membayangkan tentang apa yang mau aku mimpikan lalu ketika aku sudah terlelap, mimpi itu akan terputar dalam tidurku. Mimpiku juga sering menjadi kenyataan, untuk yang satu ini juga mengejutkan pada awalnya, dan hal-hal seperti itu juga sering menimbulkan rasa takut, namun pada akhirnya aku dapat mengendalikannya.


Sampai disini dulu aku menceritakan mengenai diriku, akan aku ceritakan lagi mengenai diriku ketika aku mendapatkan keajaiban atau kisah baru. Terima kasih <3 

Berimajinasi bersama buku # 2 🔮

 

Sudah lama sekali aku membaca buku ini, judul dari buku ini adalah Dunia Cecilia Kisah indah dialog Surga dan bumi. Yang ditulis oleh Jostein Gaarder. Buku ini berhasil membuat menangis, karena kisahnya yang menyentuh hati dan sangat aku hayati alur cerita.


Isi buku:

Tokoh utama dari buku ini bernama Cecilia, kakinya menginjak dan menyulitkannya untuk berjalan, yang membuatnya harus sering terkurung di dalam ruangan. Namun yang aku suka dari Cecilia adalah, dia tak pernah menyerah mewujutkan impiannya untuk bermain ski ketika musim dingin tiba, meski dia sendiri tau dia susah untuk berdiri apalagi berjalan.

       hari-harinya berlalu dengan cukup membosankan, ketika Cecilia sedang memandangi jendela kamarnya, tak lama lagi Natal tiba, maka salju juga akan turun, sedangkan kaki Cecilia masih lumpuh, namun ia tak membuang-buang tenaganya untuk meratakan nasipnya yang menyedihkan, Cecilia menerima kondisinya, namun ia tak menerima jika ia tak bisa mendapatkan papan ski baru dan tak dapat memainkannya di perbukitan salju yang tak jauh dari rumahnya. 

       Hari yang berbeda, namun Cecilia masih sering menutup jendela di dalamnya, memandang salju yang mulai berjatuhan. Lalu terdengar suara benturan dari arah lemari, Cecilia awalnya bingung, lalu mencoba menoleh. Ternyata..... ada malaikat disitu, ini cukup aneh dan tiba-tiba, namun pemandangan Cecilia tak terlalu mengejutkan secara berlebihan, awalnya ia hanya sebuah mimpi, namun kenyataannya itu bukan sebuah mimpi. Mereka menjelajah, malaikat itu bernama Ariel. Ariel merupakan malaikat dari surga yang sedang turun ke bumi, dan sekarang sedang mendampingi atau mengikuti Cecilia. Namun ia menceritakan bahwa dirinya sudah ada didekat lemari sebelum Cecilia ada.

       Persahabatan antara manusia dan malaikat ini berjalan mulus pada akhirnya. Ariel menanyakan bagai mana menjadi manusia, yang terdiri dari daging dan darah sedangkan Cecilia bertanya bagai mana rasanya menjadi malaikat di Surga. Surga memang tempat yang luar biasa, tempat yang penuh damai, menjadi malaikat juga tak terkecuali itu, ada beberapa hal wajib yang harus dijalankan (tugas-tugas yang sudah diberikan oleh Tuhan). Tapi menurutku malaikat menjadi sedikit membosankan, menjalankan tugas tak ada kegiatan seru yang layaknya dilakukan seorang manusia, namun mungkin malaikat sudah terbiasa dengannya. Sedangkan manusia, menjalani harinya dengan kegiatan masing-masing, ada yang mengharapkan pintu surga terbuka untuknya meski tak dekat dengan Tuhan, ada yang tidak peduli dengan sekitarnya dan sifat lainnya yang pasti kita sebagai manusia yang mengetahuinya. Eriel juga memberikan beberapa keajaiban kepada Cecilia. 

       Bulan Natal tiba, Cecilia mendapatkan papan ski baru dan dia memohon-mohon kepada orang tuanya untuk memainkan papan ski itu, dia tidak peduli dengan kakinya yang lumpuh, yang iya mau hanya berseluncur di antara sesaljuan di luar sana. namun tetap saja ia tidak bisa melakukannya karena kakinya lumpuh. Tengah malam tiba, Cecilia terus membayangkan dirinya berseluncur dengan papan ski barunya. Tiba-tiba, Eriel mengajaknya keluar, mengajak Cecila untuk mencoba papan ski barunya. Cecilia melayang bersama Eriel, selagai Eriel menceritakan mengenai Surga dan bumi yang terhubung. Cecilia dapat mewujutkan mimpinya memainkan papan ski, diantara kisah-kisah yang ia dapatkan dari Eriel. 

       Tebakanku Ceclia akan dipanggil Tuhan, namun ternyata tidak, buku ini ditutup dengan Eriel yang tidak akan bisa bertemu dengan Cecilia lagi. Aku sangat kagum dengan Jostein Gaarder yang menulis tentang Surga, membuatku kembali dekat dengan Tuhan, aku curiga ia mendapatkan bisikan dari Tuhan atau Malaikat, karena bukunya yang sangat membuatku terkesima.


Dari buku ini aku belajar, bahwa tak usah tunggu susah payah terlebih dahulu baru kita dekat dengan Tuhun, untuk menanyakan sesuatu hal yang tak bisa kita raih, Tuhan memberikanmu kesulitan dalam hidup, tandanya ia sayang kamu dan ingin memberikanmu pelajarannya, namun semua ini kembali kekeparcayaan masing- masing-masing. 

 Beginilah cerita singkat mengenai buku Dunia Cecilia Kisah indah dialog Surga dan bumi, terimakasih telah membaca dan sampai jumpa di tulisanku yang selanjutanya <3

Berimajinasi bersama buku #1 🔮

Beberapa waktu lalu aku membaca sebuah buku yang berjudul House of Tales Kisah tentang Cinta dan Keabadian yang ditulis oleh Jostein Gaarder Salah satu buku yang paling terkenalnya adalah Dunia Sophie, aku menamatkan buku Dunia Sophie ketika aku kelas lima SD, dengan cover buku lamanya, ibuku memiliki ketika dia masih kuliah. 



Cerita singkat mengenai isi buku ini: 

Bermula dari kisah cinta. Tokoh utama bernama Albert dan tokoh keduanya bernama Eirin. Mereka bertemu di kampus tepatnya di mesin kopi otomatis, ketika itu Eirin membeli secangkir kopi, dan tanpa sengaja melihat Eirin. Mereka berdua saling terpana, bukan karena pernah bertemu sebelumnya, melainkan karena sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Mesin kopi otomatis itupun menjadi saksi atas pertemanan Eirin dan Albert.

        Seminggu pertama berteman mereka, sesekali Eirin dan Albert bertemu untuk berbincang atau istilah gaulnya adalah nongkrong. Lalu suatu minggu kedepannya, mereka berjumpa lagi di kampus didepan mesin kopi. Suasananya sama seperti awal mula mereka berjumpa, agak kikuk lain mereka sudah saling mengenal.

       Lama sudah mereka saling berkenalan semakin dalam juga merasakan satu sama lain. Eirin adalah perempuan cantik, memandangnya serasa memandang bukit penuh bunga. (Bayanganku mengenai Eirin sesuai dengan karakter yang dituliskan di buku) sedangkan Albert adalah peria dengan pikiran-pikirannya yang dapat membuat kita bermain dengan imajinasi. Albert dan Eirin sering bertemu, berbicara tentang masa depan secara apstrak, ala-ala anak muda yang melebih-lebihkan kegalauannya.



Bagian kesukaanku:

Ketika Eirin dan Albert berlibur di suatu danau yang seolah-olah terletak di negeri dongeng, terdapat satu rumah tua. Rumah itu seolah-olah menggoda siapa saja yang melihatnya untuk masuk menjelajahi isi ruangannya. Ketika matahari menghilangkan diri dari pandangan manusia, Eirin dan Albert terpaksa memasuki rumah kosong itu, yang diberi nama rumah dongeng.

       Rumah dongeng itu memang mendongengi siapa saja yang datang. Sekarang giliranmu membayangkan untuk menjadi Elbert, Ketika mati lampu, pikiran penuh dengan kisah-kisah masa lalu dan masa depan, lalu memikirkan kisah sang rumah, kenapa rumah itu kosong tak berpenghuni dan seolah-olah menyimpan berbagai kisah didalamnya? Pemikiran itu terus menghuni kepala, sedangkan Albert dan Eirin sibuk mencari makanan di dapur dan beberapa lilin untuk mengeluarkan beberapa bagian rumah, seperti ruang tamu, dapur dan kamar.

       Drama di rumah dongeng itu berlalu dengan cepat. Sedangkan hubungan antara Albert dan Eirin bagaikan roller coaster, naik turun dengan cepat. Singkat cerita, masing-masing telah berkeluarga, cinta itu tak bisa disebut abadi. Rumah dongeng itu pada akhirnya dijual dan Albert terus berusaha menghubungi orang yang menjual rumah itu. 

       Kisah cinta itu menjadi abadi pada akhirnya, namun sayang rasa cinta itu tak ikut menjadi abadi. Rumah dongeng telah mengambil satu dongeng baru, mengenai dua orang yang menjelajah di dalamnya.



Buku ini sangat bagus, salah satu buku favoritku dari sekian banyak buku yang saya baca. Konflik dan kisah bahagianya, dalam cerita di kemas dengan baik oleh Jostein Gaarder. Aku jamin imajinasi kalian aku berlarian kesana kemari dalam kisah, ketika membaca buku ini.


Sampai disini dahulu saya menceritakan mengenai buku House of Tales Kisah tentang Cinta dan Keabadian. Terimakasih karena telah membaca dan sampai jumpa di kisah buku lainnya <3

Ilusi malam

Tak pernah bosan aku memuji bulan,

memelukku tiap malam

mendongengiku

dikala kepalaku kosong

tiada kisah.


pesonanya membuatku seolah terhipnotis

hawanya membuat bulukudugku berdiri

bergoyang kekanan kekiri

menyanyikan lagu malam.


aku ingin berbaring diatas bulan

dan biar angin malam

yang menyelimuti lelahku

jika memang semesta ingin beristirahat.

Semesta itu baik

Ombak laut mengajakku pergi 

menjelajahi ruang pikiran

yang tak terbatas katanyanya

yang membuatku terdiam dan berfikir,

lalu bagai mana?


Semesta ini baik, 

mengobati setiap luka

menutupinya dengan lambaian

penuh damai dan kasih.


aku melolong awalnya

kakiku tak kuat

menahan arus hudup

yang bukan jalur sesungguhnya

dan pilihannya hanyalah melawan arus


kakiku seperti tangkai pohon

yang gampang patah

yang akan semakin kuat

seiring berjalannya waktu karena terus bertumbuh.


semesta ini baik

hanya aku,

yang terbawa arus

memikirkan waktu yang tak memperdulikanku.


terkadang aku tak berperasaan tiap malam

meneriakkan mimpiku

yang datang sebelum aku undang

dan kupersilahkan. 


Selasa, 25 Juni 2024

Keseruan mengikuti diskusi orang dewasa 🤓

 Bedah buku pertama "Tuhan akrab dengan mereka"


pada hari kamis tanggal 13 juni 2024, aku mengikuti acara bedah buku yang di selenggarakan oleh gusdurian, lokasinya di gedung fakultas ekonomi UIN sunan kalijaga, buku ini berisi kumpulan tulisan-tulisan Gusdur tentang toleransi dan keberagaman, buku ini merupkan kumpulan tulisan Gusdur yang pernah di muat berbagai media di indonesia, lalu oleh tim penyusun di beri judu Tuhan Akrab Dengan Mereka. diskusi Sepanjang, saya mendengarkan beberapa narasumber yang mengulik mengenai isi buku. Nara sumber diskusi ini ada Hairusalim, Suster Andrea, Kalis Mardiasi dan Lukman Hakim saifudin. Aku sangat terkesima saat Pak Hairus Salim menjelaskan tentang bagaimana anak-anak memandang dan menilai Tuhan, lalu mereka menulis dalam puisi, menurut beliau sastra adalah salah satu cara untuk memperkenalkan agama kepada anak muda. beliau juga menyebutkan kalau Gusdur sangat menyukai sastra, itu karena nya tulisan Gusdur sangat berfariasi , sehingga bisa menyatukan keberagaman dan Agama. Dijelaskan juga bahwa dalam buku ini ada bagian serius dan ada bagian yang penuh dengan ciri-ciri hukum beliau. Saat Pak Lukman menyampaiakan materi nya , beliau membahas bahwa agama itu sebaiknya membuat kita menjadi bijaksana bukan malah menakut-nakuti diri sendiri dengan surga dan neraka, apalagi tentang benar dan salahnya tiap agama. Mendengarkannya seketika imajinasiku muncul, sebagai anak-anak. aku sangat suka berimajinasi dan imajinasi itu membuatku merancang beberapa pertanyaan yang akan aku sampai saat sesi tanya jawab nanti. Dengan ragu aku membayangkan imajinasiku itu, dan aku sangat takut, orang dewasa yang mendengarkan akan bertanya-tanya bahwa pertanyaan pertamanya sangat konyol! Saya bertanya: Ketika seseorang membaca tentang Agama atau Tuhan, apakah mereka mendapatkan bisikan dari Malaykat? Karena ketika aku membaca buku Jostein Gaarder yang Cecilia And The Angle Kisah indah dialog surga dan bumi aku curiga bahwa sang penulis mendapatkan bisikan dari Malaikat atau Tuhan, karena tulisannya mengenai surga dapat membuatku kembali dengan Tuhan. Pertanyaan kedua kusus untuk Suster, apakah buku ini dapat membimbing anak muda mengenai Agama karena sepemahaman ku, banyak anak muda yang memikirkan Agama secara apstrak di kepalanya dan bertanya tentang kebenaranya, karena jujur ​​saja, sekarang aku bingung mau memilih NU atau Muhamadiah. seketika seluruh peserta dalam ruangan tertawa saat aku menyebut kebingungan aku antar NU dan Muhammadiyah. Jawaban dari para narasumber untuk pertanyaan pertama, mendapatkan bisikan mungkin saja ada yang mendapatkan bisikan tersebut ketika ingin menulis dengan kusyu, lalu aku disuruh untuk mempertahankan imajinasiku. Pertanyaan kedua dijawab dengan bahasa yang cukup berat oleh para narasumber, namun secara singkatnya, semua kembali ke kepercayaan masing-masing mengenai bagaimana kita memandang Agama dan Tuhan, buku Tuhan Akrab Dengan Mereka memiliki gaya bahasa yang seharusnya anak muda bisa memahami dan senang membaca.Dari apa yang disamapaikan seluruh narasumber saya mengambil kesimpulan bahwa Tuhan itu sangat dekat dengan kita semua tanpa melihat identitas agama tertentu, hanya saja diperlukan kepekaan dan kemampuan logika yang tinggi untuk merasakan kehadirannya.



Bedah Buku kedua "Mentalitet Kore"


       Jumat 14 Juni 2024, suasana cafe basa basi condong catur sore itu padat sekali, banyak sekali anak muda yang datang menghadiri diskusi buku ini, entah karena mau datang bedah buku, atau bertemu Komandan Pacul, atau bisa juga hanya ingin bernyanyi bersama Iksan skuter, entahlah. . aku sendiri kesini karena tertarik dengan judul bukunya. meskipun ternyata sangat berbedah jauh dari ekspekatasiku. ternyata buku ini mengisahkan pengaruh besar budaya Korea terhadap Indonesia. Mentalitet Korea Jalan Kesatria Komandan Bambang Pacul. Aku menebak, pengaruh budaya korea ke Indonesia hanya bahasa, cara berpakaian, kebiasaan anak muda disana dan lagu-lagu mereka, itu yang terkenal sekarang, namun yang terkenal mengenai budaya Korea pada zaman dulu adalah, Korea yang tak pernah pantang menyerah akan memperjuangkan sesuatu, sedangkan Indonesia, kalau menang senangnya tak karuan dan ketika kalah sedihnya pun tak karuan, yang membuat Indonesia harus mengikuti beberapa cara Korea agar bisa jadi pemenang. namun yang masalah jadi sekarang generasi kita hanya meniru gaya berpakaiannya saja dan melankolisnya. Kata Bambang Pacul kesuksesan Korea itu dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu, pribadi yang baik maka akan memberikan dampak yang baik bagi sekitar, tentang keyakinan terhadap diri dan kebiasan baik yang harus dilakukan juga pola pikir yang harus diubah menjadi jauh lebih jernih. Ketika diri kita sudah tersistem dengan baik, maka kita menyebarkan kebaikan itu secara perlahan, dimulai dari keluarga lalu semakin meluas ke berbagai kalangan . Karena diri yang sudah tersistem dengan baik maka ketika kita melakukan suatu pekerjaan, contohnya peperangan (Karena ini Diambil dari Budaya Korea yang terkenal pada masa indonesia yang sistem daerahnya dipimpin oleh seorang raja, ketika kita kalah dari peperangan, yang dilakukan bukan hanya meratapi kesedihan secara terus-menerus terus menerus, melainkan meningkatkan refleksi , dan kembali menyusun strategi lagi, coba lagi dengan perasaan yang senang, karena perasaan juga menyangkut pekerjaan kita setelah diskusi, senyumku lebar lalu aku berkata pada ibuku "Kalau ditanya aku anaknya Korea-Korea enggak? Aku akan jawab iya, karena Korea yang aku maksut adalah Korea dari hasil diskusi ini". Begitulah kira-kira pemaparan komandan pacu yang di gambarakan dalam buku ini. menurutku buku ini sangat baik di jadikan buku motifasi untuk anak muda hahhaha. buku yang di tulis oleh Putut EA ini sangat unik, karena buku bioggrafi yang dikemas dengan cerita yang jenak, sedikit pirip dengan buku motifasi menurutku hahahahaha.

Rabu, 05 Juni 2024

Selamat Datang✨️



Halo Teman-teman semua <3

Selamat datang di blog "Serenada Air". Perkenalkan, namaku Khalifah Puri.
Blog ini adalah tempat dimana kalian bisa mengetahui kisah perjalananku dan perasaan apa saja yang aku alami ketika aku berpetualang.


Mengapa "Serenada Air"?

Seperti sebuah serenada yang menenangkan jiwa, air membawa ketenangan, kesejukan, dan kehidupan. Aku berharap kisah hidupku menyenangkan dengan segala rintangan dan kedamaian, namun tak ada yang tau kedepannya, harus dialami terlebih dahulu dan kalian bisa menyimak "Apakah itu terjadi?" melalui tulisan-tulisanku di sini.

Aku juga sudah menulis dua buku kisah mengenai petualangku mengunjungi beberapa pulau di Indonesia.  Buku itu berjudul Langkah Kaki dan Diary From Banda Neira, buku itu bisa kalian baca dengan memesan melalui DM https://www.instagram.com/khalifah_puri/.


Apa yang Bisa Balian Temukan di Sini?

Cerita dan Inspirasi: Kisah-kisah  tentang perjalananku yang bertekat menjelajahi seluruh dunia, terutama pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Pengetahuan baru: Pelajaran dan ilmu baru yang kalian bisa dapatkan dari tulisanku. 


Terimakasih dan selamat membaca! 

Senin, 03 Juni 2024

Terlalu Dipaksa

TERLALU DIPAKSA

dunia terus berputar
sehari-hari 
senyum terus kau amalkan
hatimu kau sucikan,
namun naskah hidupmu
terlihat kacau
dan tak layak untuk ditampilkan.

hari-hari kau balut perban
bayanganmu menahan takdir
hati nurani sekarat
dan mulutmu sibuk tuk tersenyum.

lalu
baru aku sadari
judul naskahmu
layaknya sinetron

Jogja Mei 2024


Puisi ini terinspirasi dari pandanganku mengenai orang-orang yang terkadang mempersulit hidupnya.

Borobudur

Ini sekitar kali ke 4 aku mengunjungi Borobudur. Kali ini aku mengunjung borobudur karena ada kelas sejarah sekaligus arkeologi bersama tema...