Selasa, 25 Juni 2024

Keseruan mengikuti diskusi orang dewasa 🤓

 Bedah buku pertama "Tuhan akrab dengan mereka"


pada hari kamis tanggal 13 juni 2024, aku mengikuti acara bedah buku yang di selenggarakan oleh gusdurian, lokasinya di gedung fakultas ekonomi UIN sunan kalijaga, buku ini berisi kumpulan tulisan-tulisan Gusdur tentang toleransi dan keberagaman, buku ini merupkan kumpulan tulisan Gusdur yang pernah di muat berbagai media di indonesia, lalu oleh tim penyusun di beri judu Tuhan Akrab Dengan Mereka. diskusi Sepanjang, saya mendengarkan beberapa narasumber yang mengulik mengenai isi buku. Nara sumber diskusi ini ada Hairusalim, Suster Andrea, Kalis Mardiasi dan Lukman Hakim saifudin. Aku sangat terkesima saat Pak Hairus Salim menjelaskan tentang bagaimana anak-anak memandang dan menilai Tuhan, lalu mereka menulis dalam puisi, menurut beliau sastra adalah salah satu cara untuk memperkenalkan agama kepada anak muda. beliau juga menyebutkan kalau Gusdur sangat menyukai sastra, itu karena nya tulisan Gusdur sangat berfariasi , sehingga bisa menyatukan keberagaman dan Agama. Dijelaskan juga bahwa dalam buku ini ada bagian serius dan ada bagian yang penuh dengan ciri-ciri hukum beliau. Saat Pak Lukman menyampaiakan materi nya , beliau membahas bahwa agama itu sebaiknya membuat kita menjadi bijaksana bukan malah menakut-nakuti diri sendiri dengan surga dan neraka, apalagi tentang benar dan salahnya tiap agama. Mendengarkannya seketika imajinasiku muncul, sebagai anak-anak. aku sangat suka berimajinasi dan imajinasi itu membuatku merancang beberapa pertanyaan yang akan aku sampai saat sesi tanya jawab nanti. Dengan ragu aku membayangkan imajinasiku itu, dan aku sangat takut, orang dewasa yang mendengarkan akan bertanya-tanya bahwa pertanyaan pertamanya sangat konyol! Saya bertanya: Ketika seseorang membaca tentang Agama atau Tuhan, apakah mereka mendapatkan bisikan dari Malaykat? Karena ketika aku membaca buku Jostein Gaarder yang Cecilia And The Angle Kisah indah dialog surga dan bumi aku curiga bahwa sang penulis mendapatkan bisikan dari Malaikat atau Tuhan, karena tulisannya mengenai surga dapat membuatku kembali dengan Tuhan. Pertanyaan kedua kusus untuk Suster, apakah buku ini dapat membimbing anak muda mengenai Agama karena sepemahaman ku, banyak anak muda yang memikirkan Agama secara apstrak di kepalanya dan bertanya tentang kebenaranya, karena jujur ​​saja, sekarang aku bingung mau memilih NU atau Muhamadiah. seketika seluruh peserta dalam ruangan tertawa saat aku menyebut kebingungan aku antar NU dan Muhammadiyah. Jawaban dari para narasumber untuk pertanyaan pertama, mendapatkan bisikan mungkin saja ada yang mendapatkan bisikan tersebut ketika ingin menulis dengan kusyu, lalu aku disuruh untuk mempertahankan imajinasiku. Pertanyaan kedua dijawab dengan bahasa yang cukup berat oleh para narasumber, namun secara singkatnya, semua kembali ke kepercayaan masing-masing mengenai bagaimana kita memandang Agama dan Tuhan, buku Tuhan Akrab Dengan Mereka memiliki gaya bahasa yang seharusnya anak muda bisa memahami dan senang membaca.Dari apa yang disamapaikan seluruh narasumber saya mengambil kesimpulan bahwa Tuhan itu sangat dekat dengan kita semua tanpa melihat identitas agama tertentu, hanya saja diperlukan kepekaan dan kemampuan logika yang tinggi untuk merasakan kehadirannya.



Bedah Buku kedua "Mentalitet Kore"


       Jumat 14 Juni 2024, suasana cafe basa basi condong catur sore itu padat sekali, banyak sekali anak muda yang datang menghadiri diskusi buku ini, entah karena mau datang bedah buku, atau bertemu Komandan Pacul, atau bisa juga hanya ingin bernyanyi bersama Iksan skuter, entahlah. . aku sendiri kesini karena tertarik dengan judul bukunya. meskipun ternyata sangat berbedah jauh dari ekspekatasiku. ternyata buku ini mengisahkan pengaruh besar budaya Korea terhadap Indonesia. Mentalitet Korea Jalan Kesatria Komandan Bambang Pacul. Aku menebak, pengaruh budaya korea ke Indonesia hanya bahasa, cara berpakaian, kebiasaan anak muda disana dan lagu-lagu mereka, itu yang terkenal sekarang, namun yang terkenal mengenai budaya Korea pada zaman dulu adalah, Korea yang tak pernah pantang menyerah akan memperjuangkan sesuatu, sedangkan Indonesia, kalau menang senangnya tak karuan dan ketika kalah sedihnya pun tak karuan, yang membuat Indonesia harus mengikuti beberapa cara Korea agar bisa jadi pemenang. namun yang masalah jadi sekarang generasi kita hanya meniru gaya berpakaiannya saja dan melankolisnya. Kata Bambang Pacul kesuksesan Korea itu dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu, pribadi yang baik maka akan memberikan dampak yang baik bagi sekitar, tentang keyakinan terhadap diri dan kebiasan baik yang harus dilakukan juga pola pikir yang harus diubah menjadi jauh lebih jernih. Ketika diri kita sudah tersistem dengan baik, maka kita menyebarkan kebaikan itu secara perlahan, dimulai dari keluarga lalu semakin meluas ke berbagai kalangan . Karena diri yang sudah tersistem dengan baik maka ketika kita melakukan suatu pekerjaan, contohnya peperangan (Karena ini Diambil dari Budaya Korea yang terkenal pada masa indonesia yang sistem daerahnya dipimpin oleh seorang raja, ketika kita kalah dari peperangan, yang dilakukan bukan hanya meratapi kesedihan secara terus-menerus terus menerus, melainkan meningkatkan refleksi , dan kembali menyusun strategi lagi, coba lagi dengan perasaan yang senang, karena perasaan juga menyangkut pekerjaan kita setelah diskusi, senyumku lebar lalu aku berkata pada ibuku "Kalau ditanya aku anaknya Korea-Korea enggak? Aku akan jawab iya, karena Korea yang aku maksut adalah Korea dari hasil diskusi ini". Begitulah kira-kira pemaparan komandan pacu yang di gambarakan dalam buku ini. menurutku buku ini sangat baik di jadikan buku motifasi untuk anak muda hahhaha. buku yang di tulis oleh Putut EA ini sangat unik, karena buku bioggrafi yang dikemas dengan cerita yang jenak, sedikit pirip dengan buku motifasi menurutku hahahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Borobudur

Ini sekitar kali ke 4 aku mengunjungi Borobudur. Kali ini aku mengunjung borobudur karena ada kelas sejarah sekaligus arkeologi bersama tema...