Senin, 30 September 2024

Kejutan Random dari Tuhan dan Semesta ✨️

Kapal terus berlayar melawan ombak ganas. Didalamnya kasta di mainkan dan di perjaul belikan. Aku duduk termenung di kasur tingkat berwarna hijau, kasurku di atas dan aku tak punya tetangga se jajar. Ini lah kamar ekonomi. Kapal yang aku naiki adalah kapal Swasta  Darma kencana,  jauh lebih bersih di bandingkan kapal Negri/Pelni. Tujuannya  pelabuhan Surabaya dari Labuan Bajo.
           Sudah sekitar 2 hari aku tak mandi, tubuhku tak begitu lengket dan bau, namun kumpulan daki di seluruh tubuh dan ketombeku yang mulai menggunung menghasilkan sedikit semangat untuk mandi. Dengan keyakinan dan tekat maha dasyat, kutinggalkan semua barang-barang berharga kecuali hp dan buku bacaan di kasur, lalu aku mulai berjalan menuju kamar mandi dengan selimut bali yang menutupi kepalaku.

            Kupajang bukuku dan ku gantung tasku di gantungan baju belakang pintu. Aku membilas tubuh, nyengir ke gilaan karena pertamakalinya aku pergi ke Ruteng sendirian lalu pulang ke Jogja juga sendiri dengan naik kapal, apa lagi aku memilih kelas ekonomi, cukup berbahaya untuk gadis berusia 12 tahun. Namun bimbingan ayah di chat membuatku sama sekali tak takut dan kawatir.
             Ketika sedang menggosok kepalaku, tiba-tiba satu kecoak muncul di bawahku, posisinya tak terlalu dekat, namun yang aku pikirkan saat melihat kecoak itu adalah, "Kecoaknya jantan atau betina ya?" Mata kecilnya terus menatapku, sampai ia curhat menyampaikan...

"aku kecoak, telah hidup sekitar 350 juta tahun lalu. Bentukku yang sekarang tidak terlalu semenyeramkan yang dulu, namun aku tetap diburu dan dilenyapkan jika ber pas-passan dengan manusia. Tingkahku mungkin memang sangat jahil dan menyebalkan, mengganggu mood dan rasa aman kalian, namun toh aku begitu atas dasar bertahan hidup, tidak ada maksut untuk mengganggu dan bersaing dengan kalian para manusia. Perasaan mengancam dari mahluk lain yang ingin menyerangku aku tangkap dan secara spontan membuatku ikut mpenghielawan. Karena sejujurnya aku juga tak punya nyali untuk memulai duluan pergaduhan dengan kalian jika pada akhirnya harus mati karena aroma wangi yang di semprotkan."
          
           Terpaku aku, kejadian barusan terlalu tiba-tiba dan begitu random. Rambutku sampai kaku sebab tak di bilas-bilas. Dengan cepat aku menyelesaikan mandi kembangku dan tanpa sadar, secara acuh tak acuh aku meninggalkan kecoak itu tanpa berpamitan. Kakiku berlari kecil menuju atap kapal.
           Perkataan kecoak itu membuatku seolah-olah menghipnotisku, membuat mataku kosong dan kepalaku terus membayangkan ratusan kecoak yang pernah aku jumpai. Karena kecoak penghuni kamarmandi kapal itu aku parcaya, bahwa Tuhan tidak mungkin menyiptakan sesuatu hal tanpa penyebabnya, Tuhan maha tau, Tuhan tau apa yang baik dan buruk bagi hamba-hambanya. Termasuk kecoak tadi yang aku lupa tanyakan siapa namanya, ia lahir di dunia ini pasti karena suatu misi dari semesta, atau mungkin Tuhan memiliki rancangan lain.

           Sore harinya aku mencari kecoak itu lagi di kamar mandi yang sama, namun aku tak menemukannya, padahal aku ingin berkenalan dan membagikan makaroni goreng. Ingin aku ajak berbincang karena sepertinya ia adalah kecoak yang memiliki pemikiran keritis.
        
Tuhan dan semesta memberiku banyak kejutan baik dan buruk, itu membuatku senang, karena berarti aku masih di perhatikan dan di sayang. 
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Borobudur

Ini sekitar kali ke 4 aku mengunjungi Borobudur. Kali ini aku mengunjung borobudur karena ada kelas sejarah sekaligus arkeologi bersama tema...