Dalam satu bulan aku bisa sekitar 3 sampai 4 kali pergi ke Malioboro, jadi dalam 1 tahun aku bisa sekitar 48 sampai 50 kali mengunjungi malioboro. Jika ditanya aku bosan atau tidak, jawabannya adalah tidak. Dari rumah aku berangkat jam 08.00 dengan menaiki TJ nomer 1A. Di dalam TJ aku akan mendengarkan musik jazz, itu membuat suasana hatiku menjadi jauh lebih senang. Tiba di Maliyoboro tepat pada pukul 09.00, aku turun di halte Taman Pintar, kelas sastra masuk pada puku 10.00 jadi aku punya waktu 1 jam untuk jalan-jalan.
Waktu satu jam aku pakai untuk masuk kedalam gang yang tak jauh dari pasar Bringharjo, di dalam gang situ terdapat banyak barang antik seperti uang era Soekarno, Keris dan benda aneh dan tua lainnya, aku lebih senang lagi memperhatikan para pedagang saling bergosip tentang turis-turis luar yang datang jalan-jalan di Malioboro dan bapak becak yang menawarkan tumpangan ke siapa saja yang lewat didepannya dengan harga yang berbeda-beda, juga bapak-bapak pedagang yang bermain catur, menawarkan siapa saja untuk bergabung bertanding catur, dan tak jarang turis dari luar negri bergabung bermain bersama mereka, seandainya saja ada yang bermain gaplek, aku akan menawarkan diri untuk bergabung, sayangnya tak ada hanya ada permainan semacam gaplek namun berasal dari Cina.
Ketika 30 menit lagi kelas akan dimulai, aku akan melewati pasar Bringharjo (Lewat jalan belakang TBY) Sementara itu bau makanan tercium di hidung pekaku, Bau permen gula, susu coklat, cendol dawet, bakso tusuk, otak-otak bakar dan jajanan moderen lainnya tercium kuat, membuat perut memberontak.
Pukul 10.00 kelas sastra di TBY di mulai. Beginilah kisah setiap mingguku, Dari jam 08.00 sampai jam 12.30, peristiwa yang sama akan selalu terjadi di tiap minggu, sisah waktu aku habiskan waktuku untuk berkencan dengan kasurku. Bagai mana dengan cerita Minggumu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar