Namun jalan setapakku tak begitu rapi, tak terlihat jelas, membuatku melangkah begitu saja, tanpa rasa dan tujuan yang jelas.
Mencari sesuatu hal yang sangat di sukai ternya tak semudah yang aku bayangkan, aku belum menemukan bidang yang membuatku begitu senang dan terus ku kulik selain menulis, (Menulis dengan sesuka hati.) Namun tujuan hidupku yang paling lama dan yang selalu tercetus dalam benak adalah, keliling dunia menjadi seorang backpacker muda, menuliskan perjalananku, hidup dari travel blogger. Untuk mencapai keinginanku aku ingin mendaftar asean scholarship for Indonesa. Di situ aku akan memaksimalkan, untuk belajar dari hal kecil hingga yang besar di sana. Jika hal ini tidak tercapai, aku tak tau lagi akan melangkah ke arah mana, itu adalah satu-satunya keinginan dan harapanku, SMA di luar negri, yang kurikulum dan lingkungan sosialnya jauh lebih baik dari Indonesia.
Pernahkah kalian membayangkan menjadi seseorang yang bebas menjelajah dunia, seperti Eric Weiner, penulis buku-buku perjalanan yang menginspirasi? Berkelana dari satu negara ke negara lain, mengumpulkan cerita, pengalaman, dan keajaiban dunia, lalu menjadikannya buku yang mengubah cara orang memandang kehidupan? aku sering memimpikan itu. Dalam imajinasiku. Disetiap malam.
Bayangkan perjalanan dimulai dari Nepal. Negara luar kedua yang pernah aku kunjungi, membuatku tersadar bahwa dunia ini benar-benar luas. Aku berada di Kathmandu, berjalan melewati gang-gang sempit yang penuh warna, suara, dan aroma khas. Kuil-kuil berdiri megah di antara hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Aku duduk di sudut kecil sebuah kedai teh, berbincang dengan seorang biksu tua yang wajahnya penuh ketenangan. Dari pembicaraan singkat itu, aku belajar tentang arti keheningan, sesuatu yang jarang aku temui dalam kehidupan yang penuh riuh ini. Di sore hari, aku akan berjalan kaki mengelilingi kota, mencatat pengalaman-pengalaman ini dalam buku jurnal. Setiap kata pasti akan mengalir begitu saja, seperti sungai yang tak terbendung.
Selanjutnya, aku akan melangkah ke Afrika Utara, menuju Maroko. Di pasar-pasar Marrakech, Aku menemukan energi yang berbeda. Bau rempah-rempah bercampur dengan wangi kulit yang diproses di tanneries tradisional. Aku berbaur dengan pedagang lokal, mendengar cerita mereka tentang kehidupan, mimpi, dan keluarga. Malamnya, di hostel sederhana, aku menulis sambil mendengarkan suara riuh rendah kehidupan di luar. Aku merasa kecil di tengah keramaian ini, tetapi justru dari kesederhanaan inilah aku menemukan makna—bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal yang begitu biasa, seperti secangkir teh mint atau tawa anak-anak di gang kecil.
Dari Maroko, imajinasiku membawaku ke Peru. Aku mendaki Machu Picchu, menginjakkan kaki di jalanan yang pernah dilalui orang-orang Inca ribuan tahun lalu. aku berdiri di puncak, menyaksikan matahari terbit dengan keheningan yang jernih. Dalam jurnal aku menulis bahwa pengalaman itu pengingat, manusia hanyalah bagian kecil dari keajaiban besar alam semesta.
Perjalanan terus berlanjut. Islandia menjadi pemberhentian berikutnya, di mana aku menyaksikan aurora borealis yang seolah menari di langit malam. Cahaya itu mengingatkan aku pada betapa luar biasa dunia ini, dan bagaimana dengan segala keterbatasanku, bisa menjadi saksi dari keindahan yang tak terlukiskan.
Dan aku akan mewujutkan mimpiku untuk mengelilingi benua Eropa, mencari fakta kecil bersinarnya negara eropa pusat awal mulanya peradaban moderen terjadi, membuat eropa menjadi wilayah yang megah dan maju. Negara-negara di dalamnya menjadi contoh juga patokan bagi negara-negara lain terutama bagi Asia.
Di umur 19 tahun, aku ingin kuliah di UK atau Australia, mengambil jurusan hubangan Internasional atau sastra Inggris, lalu mencari tempat atau media berita disana, seperti Mojok, untuk menawarkan diri untuk menulis di media tersebut. Di umur 22 atau 23 aku akan menjadi backpacker seperti Agustinus Wibowo, juga tinggal selama satu tahun entah di negara mana untuk mengarang sebuah buku layaknya Jostein Gaarder. Aku berdoa dan memohon kepada tuan, agar kakiku tetap terus melangkah dengan membawa kebaikan bagi sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar