Setiap rumah di dusun krecek memiliki hewan peliharaan anjing, yang menariknya lagi beberapa anjing-anjing tersebut datang dari luar kota, menurut beberapa cerita warga setempat, anjing peliharaan mereka yang berasal dari semarang atau jakarta. ketika mereka mengunjungi kota-kota tertentu, mereka mengadopsi anjing dari kota tersebut, membuat anjing-anjing yang berkeliaran di dusun krecek memiliki campuran jinis ras.
Dusun Krecek, terletak di Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merupakan sebuah komunitas unik yang mayoritas penduduknya menganut agama Buddha. Keberadaan dusun ini mencerminkan harmoni antara tradisi Jawa dan ajaran Buddha, menciptakan suasana yang damai dan asri. Salah satu ciri khas Dusun Krecek adalah adanya altar puja di hampir setiap rumah warga. Altar ini digunakan untuk penghormatan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha setiap pagi dan sore hari. Tradisi ini tidak hanya memperkuat spiritualitas warga, tetapi juga menambah keunikan visual dusun dengan aroma dupa yang harum mengisi udara.
Yang aku kagumi lagi, warga setempat lebih mempercayai Siddharta Gautama sebagai guru besar, bukan tuhan, hal ini menambah wawasanku, bahwa ternyata setiap orang memiliki kepercayaan masing-masing dalam memandang agama mereka.
Disini aku juga mendapatkan kelas sesajen, dimana kami diceritakan mengenai arti dari setiap sesajen. Umumnya sesajen adalah persembahan, untuk mengungkapkan maaf atau mengisyaratkan perdamaian untuk para mahlukhidup lainnya, contoh sederhana yang di berikan oleh mbah Sukoyo adalah, semisal kita sedang berkebun, saat mencangkul tanah kita tidak sengaja merusak rumah semut, atau mengganggu dan membuat mahluk lelembut merasa tidak nyaman, maka sesajen itu lah tanda kita meminta maaf. Makanan yang disajikan sendiri bebas, yang penting hati kita iklas memberika sesajen tersebut.
Keunikan lain dari dusun ini adalah keberadaan Air Terjun Krecek atau Curug Pertapan, yang terletak sekitar 500 meter dari pemukiman warga. Air terjun ini menjadi daya tarik wisata alam yang menawarkan suasana tenang, cocok untuk meditasi atau sekadar melepas penat. Lingkungan sekitar yang didominasi pohon bambu pethung menambah kesejukan dan keasrian tempat ini. Beberapa orang memang menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk bertapa, suara angin dan gemericik deras air terjun membuat suasana menjadi begitu tenang.
Meskipun mayoritas penduduknya beragama Buddha, Dusun Krecek menjalin hubungan harmonis dengan komunitas sekitarnya yang berbeda keyakinan. Tradisi Nyadran, misalnya, dilakukan bersama dengan warga Dusun Gletuk yang mayoritas Muslim dan Kristen sebagai simbol perdamaian dan toleransi antar umat beragama. Tradisi ini paling sering delakukan di pengunjung akhir tahun, bertepatan dengan hari Natal, dimana satu warga desa akan berkumpul dan makan bersama. Setiap keluarga/rumah akan memasak makanannya masing-masing, dan memang ayam kampung menjadi salah satu hidangan utama, kebanyakan warga menggunakan satu ayam kampung utuh yang tentu harganya cukup mahal, belum lagi menyiapkan hidangan lainnya, seperti manisan, rendang, tumis ikan dan lain-lain. Tentu perempuan yang menyiapkan semua masakan ini, jika ada hidangan yang kurang, terkadang para ibu-ibu harus ngutang belanjaan di warung. Dari Informasi yang aku dapatkan, ada seorang ibu yang harus ngutang sebanyak 3 juta rupiah untuk seluruh hidangan nyadrannya.
Dijam-jam istirahat, aku suka menghabiskan waktuku dengan membaca buku sambil menikmati kebun kopi yang mengitari rumah inapku (Dusun Krecek ini juga penghasil kopi robusta) tidak seperti ketika aku mengunjungi kota Ruteng, aku tidak mendengarkan suara azan disana, jadi cukup sulit mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melaksanakn ibadah sholat, namun di dusun krecek ini aku masih bisa mendengar suara azan dari dusun atas, hanya saja memang harus berhati-hati sholat disini karena setiap rumah memiliki pliharaan anjing. Meski begitu, menurutku anjing disini sangat penurut, jadi di rumah inapku anjing jarang sekali masuk rumah atau menginjak lantai keramik dibandingkan menginjang lantai tanah. (Hampir setiap dapur di dusun ini menggunakan tanah sebagai lantai.)
Keberadaan Dusun Krecek sebagai komunitas Buddhis yang kental dengan tradisi Jawa menawarkan perspektif unik tentang keragaman budaya dan agama di Indonesia. Kombinasi antara kehidupan spiritual, pelestarian alam, dan harmoni sosial menjadikan dusun ini sebagai contoh nyata bagaimana nilai-nilai tradisional dapat hidup berdampingan dengan perkembangan zaman. lalu kapan kalian akan berkunjung ke dusun Krecek !? :)