Senin, 12 Agustus 2024

Gunung pertama yang aku taklukkan

Saat tahun 2020, waktu itu menjelang ulang Tahunku entah apa yang merasukiku kalah itu, tiba- tiba terlintas ide untuk meminta kado ulang tahun mendaki gunung kepada kedua orang tuaku, saat itu ayah menawarkankanku untuk uji coba dengan gunung yang mudah dulu, saat itu ayah menawarkan gununung Andong yang letaknya masih di sekitaran pulau jawa dan gunung yang  cocok untuk pemula. 

    Namun Tuhan berkata lain, jalanku semakin dimudahkan untuk menuju gunung yang menjadi incaran para pendaki, yakni Gunung Rinjani. Rinjani menjadi gunjng pertamaku. Karena ini merupakan pengalaman pendakian pertamaku dengan medan yang cukup berat, ayahku memutuskan untuk ikut serta, selain itu pemandu yang mendampingiku juga tidak bersedia jika akau tanpa dampingan orang tua, karena waktu itu usiaku baru 8 tahun dan ini pendakian pertama, ditambah lagi dengan rute yang terkenal cukup panjang dan rumit. 

    Menjelang keberangkatan pendakian aku hanya fokus dengan mental dan fisikku saja, semua keperluan pendakian dan admistrasi transpor ayahku serahkan ke agen  yang biasa mendampingi para pendaki  menuju Rinjani. Dengan riset singkat aku dan ayahku menmukan sagu agen yang kebegulan lokasinya di Yogja juga, dari profil sosial medianya kami yakin memilih agen ini karen sudah banyak riviu klien  yang di antarkannya dengan sukses menuju punjak rinjani baik pendaki lokal maupun luar neggeri.

    Tiba lah saat keberangkatan, dalam.perjalanan ini bukan hanya aku dan ayahku, ada beberapa pendaki lain  yang berangkat bersama kami,  kami berkumpul di stasiun Lempuyangan  Jogja, kami   Naik kereta api sritanjung  dari stasiun lempuyangan ke stasiun ketapang banyuwangi, setelah turun dari kereta api, jalan keluar sebentar untuk membeli tiket kapal dari pelabuhan ketapang ke pelabuhan gilimanuk bali, setelah sampai bali pelabuhan gilimanuk, kita melanjutkan perjalanan dengan naik bus menuju ke pelabuhan lembar, setelah tiba di pelabuhan lembar, kita naik kapal Laut  lagi menyebrang ke pelabuhan padang bay Lombok. Lalu setelah turun di pelabuhan padang bay di pagi hari, kita di jemput mobil menuju ke bashcamp.

Gunung Rinjani terletak di antara Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara dengan ketinggian gunungnya yang mencapai 3.726 mdpl (Meter di atas permukaan laut). Ketika itu akunaik lewat jalur Sembalun dan turun lewat jalur Sembalun lagi, waktu yang ditempuh untuk menaklukan gunung rinjani adalah 3 hari 2 malam.

    Langkah kecil mulai aku jalankan, bersama Ayah dan teman-teman baru dari open trip, dengan bangga juga aku memperkenalakn sepatu baruku kepada batu dan rerumputan. Disini ada ojek, namun ojek motor hanya bisa menjangkau sampai pos dua, dan anda perlu mengeluarkan uang sekitar          Rp. 150.000 hanya untuk menaiki ojek yang rutenya juga tidak terlalu jauh.

Aku berkunjung di musim kemarau, jadi savana disini berwarna coklat muda dan tua. Ada empat pos peristirahatan di Rinjani dengan Jarak yang berjauhan. Aku begitu menkmati setiap langkahku, memperhatikan pemandangan alam yang begitu menakjubkan, membuatku lupa untuk berfoto di setiap pemandangannya.

Ketika Aku dan Rombonganku tiba di pos 4, pos terakhir, disini banyak monyet liar, membuat kita harus lebih berhati-hati, karne monyet-monyet itu memiliki tangan yang begitu lincah, dengan cepat akan merampas barang yang kita bawa, terutama makanan, kamera, hp juga benda lainnya yang dapat mencuri perhatian para monyet.

Dari pos 4 kita akan menaiki bukit penyesalan, bukit itu benar-benar membuatku ber refleksi akan kehidupanku, rintik-rintik hujan semakan mempiluka suasana, jalanan yang curam dan pandanganku yang terganggu karena tertutup topi dan jas hujan, semua suasana itu membuat perasaanku semakin tegang untuk menuju puncak . 

Setelah melewati pos empat, tak jauh dari situ, terlihat banyak tenda, tempat berkemah, dibawahnya tepat tedapat sungai, tapi sayangnya jalur menuju sungai longsor, jadi tak sembarangan oreng bisa kesungai. Aku dan timku beristirahat di tenda masing-masing sampai menungu puku 01.00 pagi .

Pukul 01.00 kami semua bangun, sarapan roti kukus lalu bersiap untuk summit. Keadaanku saat itu sangat buruk, masih sangat mengantuk dan langsung lesu ketika aku harus berjalan sekitar 7 jam, jalanan yang berpasir semakin menbuat moodku meletup letup, antara marah dan sebal. Bagai mana tidak, melangkah sekali turun dua kali (Karena jalan penuh dengan pasir, itu membuat langkah kita selalu tergelincir, tenggelam hanyut didalam tanah dan hal buruk tak mengenakkan lainnya). Kondisi ini membuatku jalan sambil tertidur dan tak lupa aku meneteskan air mata, karena telah muak dengan semua kondisi yang aku alami ini, Ayahku hanya tertawa dan menuntunku terus menuju puncak.

Ketika aku tiba di puncak, perasaan bahagia dan bangga menguasaiku, tak bisa aku menangis karena airmataku sudah terkuras habis di perjalanan. Dipuncak aku terus menatapi awan, menikmatinya, begitu indah, hapir aku mengira aku sedang berada di surga.

Setelah puas berfoto di puncang, aku dan rombanganku turun kembali ke tenda, beristirahat selama yang kami mau, lalu turun dengan jalur yang sama. Turun gunung jauh lebih cepat dibandingkan naik gunung, tak terlalu melelahkan, hanya jika kita terlalu terburu-buru saat turun dan kaki kita tak terbiasa, kita bisa merasakan keram.

    Untuk kembali ke Jogja, aku menggunakan rute yang sama, aku dan ayahku memilih jalur laut karena jauh lebih murah dibandingkan dengan pesawat, selain itu pemandangan di laut juga sangat indah, lumayan untuk menambah koleksi foto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Borobudur

Ini sekitar kali ke 4 aku mengunjungi Borobudur. Kali ini aku mengunjung borobudur karena ada kelas sejarah sekaligus arkeologi bersama tema...